Museum MACAN Gali Tradisi Minahasa dan Primata: Pameran Imersif yang Menggugah – Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) di Jakarta Barat kembali menghadirkan pameran yang menarik perhatian publik. Pameran bertajuk “Primate Visions: Macaque Macabre” ini merupakan data macau karya seniman asal Yogyakarta, Natasha Tontey, yang menggali tradisi masyarakat Minahasa dan hubungan unik mereka dengan primata makaka jambul hitam, atau yaki. Pameran ini berlangsung dari 16 November 2024 hingga 6 April 2025, dan menawarkan pengalaman imersif yang mengajak pengunjung merenungkan hubungan antara manusia dan hewan.
Baca juga : https://wisatamadina.com/
Menggali Tradisi Minahasa
Minahasa, sebuah wilayah di Sulawesi Utara, di kenal dengan kekayaan budaya dan tradisinya yang unik. Salah satu tradisi yang di angkat dalam pameran ini adalah Mawolay, sebuah ritual di mana penduduk setempat mengenakan kostum monyet untuk mencegah yaki merusak desa. Ritual ini tidak hanya bertujuan untuk melindungi tanaman dari serangan primata, tetapi juga untuk membangkitkan empati dan pemahaman antar spesies1.
Natasha Tontey, melalui karya-karyanya, berusaha menggambarkan hubungan yang rumit dan situs slot bet 200 seringkali kontradiktif antara manusia dan yaki. Dalam masyarakat Minahasa, yaki di anggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, namun sering di pandang sebagai hama karena kebiasaannya mencuri hasil panen. Pameran ini mengajak pengunjung untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda dan memahami dinamika yang saling terkait antara primatologi, ekofeminisme, dan teknologi1.
Hubungan dengan Primata Makaka Jambul Hitam
Primata makaka jambul hitam, atau yaki, adalah spesies yang terancam punah dan endemik di Sulawesi Utara. Yaki memiliki peran penting dalam ekosistem hutan Minahasa, namun populasinya terus menurun akibat perburuan dan hilangnya habitat. Pameran “Primate Visions: Macaque Macabre” menyoroti pentingnya pelestarian yaki dan mengajak pengunjung untuk merenungkan hubungan mereka dengan dunia non-manusia2.
Salah satu elemen utama dari pameran ini adalah video kanal tunggal yang menampilkan sekelompok ahli primata yang membebaskan kawanan yaki di hutan. Film ini juga menampilkan interpretasi ritual Mawolay, dengan harapan dapat membangkitkan empati dan pemahaman antar spesies. Pengalaman imersif yang di ciptakan Natasha Tontey bertujuan untuk mengajak pengunjung merenungkan batas-batas budaya dari berbagai bentuk kehidupan di dunia ini2.
Pengalaman Imersif di Museum MACAN
Pameran ini tidak hanya menampilkan karya seni visual, tetapi juga menggabungkan elemen film dan instalasi untuk menciptakan pengalaman yang mendalam dan menggugah. Natasha Tontey menggunakan fiksi spekulatif untuk menjelajahi dinamika yang saling terkait antara manusia dan yaki. Melalui karya-karyanya, ia berusaha membongkar dan mengamati hubungan yang rumit antara manusia dengan primata ini3.
Pengunjung dapat menikmati berbagai instalasi yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Minahasa dan interaksi mereka dengan yaki. Instalasi ini di rancang untuk memberikan pengalaman yang mendalam dan memungkinkan rtp slot pengunjung merasakan langsung kompleksitas hubungan antar spesies. Selain itu, pameran ini juga menampilkan karya seni kontemporer yang menggugah pemikiran dan mengajak pengunjung untuk merenungkan hubungan mereka dengan dunia non-manusia3.
Kolaborasi dengan Audemars Piguet Contemporary
Pameran “Primate Visions: Macaque Macabre” merupakan hasil kolaborasi antara Museum MACAN dan Audemars Piguet Contemporary. Kerja sama ini bertujuan untuk mendukung seniman kontemporer dalam menciptakan karya-karya yang inovatif dan menggugah. Natasha Tontey, sebagai seniman yang terlibat dalam proyek ini, telah melakukan penelitian mendalam dan penelusuran terhadap tradisi dan norma sosial di Minahasa sebelum menciptakan karya-karyanya3.
Mengunjungi Pameran
Bagi Anda yang tertarik untuk mengunjungi pameran ini, Museum MACAN terletak di Jakarta Barat dan mudah di akses dengan berbagai moda transportasi. Di sarankan untuk datang lebih awal agar dapat menikmati seluruh karya seni dengan lebih leluasa. Pameran ini berlangsung hingga 6 April 2025, sehingga Anda memiliki waktu yang cukup untuk merencanakan kunjungan Anda1.
Kesimpulan
Pameran “Primate Visions: Macaque Macabre” di Museum MACAN adalah sebuah pengalaman yang menggugah dan mendalam, yang mengajak pengunjung untuk merenungkan hubungan antara manusia dan primata makaka jambul hitam. Melalui karya-karya Natasha Tontey, pameran ini menggali tradisi Minahasa dan mengeksplorasi kompleksitas interaksi antar spesies. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi pameran ini dan menikmati pengalaman imersif yang ditawarkannya. Selamat menikmati perjalanan seni Anda di Museum MACAN!